Senin, 19 Desember 2011

Cegah Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan penyakit berbahaya yang saat ini sedang marak dan sangat ditakuti wanita. Menurut Yayasan Kanker Indonesia, Saat ini penyakit Kanker Leher Rahim menyebabkan korban meninggal sedikitnya  1 ORANG WANITA SETIAP JAM. (Indonesia ranking 1 didunia). Ada 450.000 kasus CARCINOMA CERVICS baru setiap tahun di Indonesia. Sebanyak 52 juta dari sekitar 115 juta perempuan Indonesia beresiko terkena kanker rahim (Serviks) karena berbagai alasan, kata dr Djemi, SpoG dalam Seminar “ Deteksi Dini Kanker Rahim dan Payudara pada Wanita, di Palu Maret 2007. (kutipan harian Analisa, minggu 25/03/2007).
Adapun beberapa efek yang ditimbulkan dari penyakit berbahaya itu diantaranya mengganggu aktifitas, menghilangkan kepercayaan diri, mengganggu suasana, membatasi pergaulan, menghabiskan biaya, dan mengganngu keharmonisan rumah tangga.
Setiap permasalahan, tentu memiliki jalan keluar. Pencegahan penyakit berbahaya tersebut menggunakan pola hidup alami, makanan alami, pola hidup sederhana dan yang paling vital penggunaan pembalut alami dari bahan kain atau kapas.
Semenjak penemuan bahan pembalut berbahaya pada tayangan investigasi televisi Maret 2010  lalu, kaum wanita semakin selektif dalam memilih “benda penting” itu.
Kehadiran pembalut herbal dengan bahan alami dan tidak berbahaya, mampu mengalihkan perhatian pada sejumlah wanita. Mereka yang semula menggunakan pembalut biasa yang terjual bebas di pasaran, menjadi beralih menggunakan pembalut herbal. Kendati perbadingan harga dengan pembalut biasa jauh lebih mahal,pembalut herbal makin diminati masyarakat. Hanya ada satu alasan, yaitu demi kesehatan.
Seperti yang dirasakan Monic, seorang wanita carier mengaku berpindah ke pembalut herbal untuk mengurangi resiko terkena kanker serviks. “untuk mencegah serviks, dan gangguan penyakit wanita lainnya, pada intinya untuk kesehatan lah,”ujarnya.
Sama halnya dengan Fitri, seorang mahasiswa Universitas swasta di Malang, ia mengaku berpindah menggunakan pembalut herbal setelah melihat tayangan dari sebuah televisi swasta tersebut. “Ya, memang untuk kebutuhan sih. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” ungkapnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Advertisment

Viewers

Blogger templates